Rabu, 15 April 2020

Bagaimana Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan di Zaman Rasulullah SAW?

Rabu, 15 April 2020 | 13.40 WIB
M. Sulton A.A. Sinaga

            
Di zaman sekarang yang dipenuhi kekayaan ilmu pengetahuan dan teknologi,penentuan awal dan akhir ramadhan tentunya dilakukan dengan alat-alat yang canggih dengan keakuratan yang tinggi dan pastinya lebih mudah untuk melihat hilal . Tapi pernahkah kita membayangkan bagaimana penentuan awal dan akhir Ramadhan di zaman Rasulullah SAW,dengan segala keterbatasan pengetahuan dan teknologi tentunyta terlihat sulit,bukan?. Penentuan awal dan akhir Ramadhan di Zaman Rasulullah dilakukan dengan melihat hilal (bulan baru) tentunya dengan mata telanjang,bila sudah terlihat hilal maka di situlah Rasulullah dan umatnya berpuasa dan jika melihat hilal di bulan selanjutnya di situlah mereka berhari raya. Sebagaimana termaktub dalam hadits dibawah ini,
           
Dari Rob’iyy bahwa Rasulullah bersabda; “ Ketika kalian melihat pada hilal (1 Ramadhan) maka berpuasalah kalian,dan jika kalian melihat hilal (1 Syawal) maka berhari rayalah kalian,dan jika terdapat mendung (terhalang melihat hilal), maka genapkanlah atau sempurnakanlah bulan sya’ban tiga puluh hari...”(HR. An-Nasa’i kitabusshiam).
            
Dari hadits diatas dijelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan pada umatnya untuk berpuasa ketika melihat hilal 1 ramadhan,dan berhari raya ketika melihat hilal 1 syawal,dan jika dihari yang ditentukan untuk melihat hilal itu langit sedang mendung maka sempurnakanlah pada bulan sya’ban 30 hari kemudian berpuasalah.
            
Begitulah penentuan awal dan akhir Ramadhan di zaman nabi dengan segala keterbatasan ilmu dan alat-alatnya,beruntung kita di zaman sekarang ketika menanti datangnya 1 Ramadhan hanya menunggu keputusan sidangt isbath yang dilakukan oleh para ulama,Semoga bermanfaat bagi kita semua.

0 komentar:

Posting Komentar