17.07 WIB
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Hello
sahabat familyart,
Nah
teman-teman, kali ini kita akan membahas tentang salah satu warisan budaya Aceh
yang sudah jarang kita temukan.
Teman-teman
pernah melihat tikar Aceh? atau yang sering disebut juga tikar daun pandan.
Perlu
teman-teman ketahui, seiring berjalannya perkembangan zaman, anyaman tikar
pandan ini sudah jarang kita temukan karena sudah tergerus oleh tikar-tikar
keluaran terbaru di era modern ini. Masyarakat lebih memilih membeli tikar
plastik yang dijual di took-toko karena harganya yang relatif murah
dibandingkan dengan tikar anyaman pandan. Namun, tidak bisa dipungkiri,
memiliki tikar anyaman sendiri merupakan suatu kebanggan tersendiri khususnya
bagi masyarakat Aceh yang mencintai produknya sendiri. Karena tidak semua orang
bisa membuat tikar ini. Selain cara pembuatannya yang lumayan susah, juga
memakan waktu yang banyak. Karena pembuatan tikar ini harus didasari oleh
kemampuan, dan menguasai tekniknya.
Pada
masa dulu, membuat anyaman tikar daun pandan adalah pekerjaan yang mudah baik
bagi ibu rumah tangga maupun anak gadis desa. Namun seperti yang kita
perbincangkan, hal ini berangsur ditinggalkan karena perkembangan zaman yang
semakin modern. Karena kurangnya kepedulian generasi sekarang untuk belajar menganyam,
jadi tidak banyak orang sekarang yang bisa menganyam tikar daun pandan.
Beberapa
tempat di pedesaan masih ada yang membuat anyaman tikar pandan, agar warisan
budaya sendiri tidak hilang digantikan oleh produk-produk tikar modern yang
baru. Tikar anyaman pandan ini merupakan salah satu kerajinan tangan yang harus
terus dilestarikan. Walaupun proses pembuatannya sulit, namun tidak ada
salahnya kita mencoba. Sebelum proses menganyam, ada beberapa proses yang harus
kita lakukan sebelum membuat tikar pandan ini. Seperti yang kita tau, anyaman
tikar ini langsung terbuat dari daun pandan asli. Bukan daun pandan yang
seperti biasanya, akan tetapi menggunakan daun pandan yang tumbuh di pesisir
pantai atau orang Aceh sering menyebutnya dengan oen seuke.
Pandan
yang dipotong dari pokoknya, dibersihkan lalu dibuang duri bagian sampingnya.
Lalu disisir sesuai keinginan besar kecilnya, lau dijemur sampai benar-benar
kering. Tujuannya adalah agar kualitas tikarnya semakin bagus. Daun pandan
dijemur dari yang berwarna hijau harus menjadi warna putih, harus benar-benar
kering agar kuat dan tidak mudah rapuh. Daun
yang sudah kering kemudian diluruskan sekaligus dilembutkan dengan dijepit dari
penjepit bambu. Nah untuk pembuatan warnanya, daun pandan diwarnai menggunakan
pewarna sesuai keinginan. Setelah proses pewarnaan, daun pandan dikeringkan
lagi sebelum dianyam. Selanjutnya, daun pandan tersebut dianyam menjadi tikar
sesuai dengan teknik dan pola anyaman yang dikuasi.
Jadi,
perlu bagi kita untuk belajar pola-pola anyaman tikar daun pandan tersebut agar
warisan budaya kita tetap dilestarikan.
Sekian
teman-teman artikelnya, semoga bermanfaat :)
0 komentar:
Posting Komentar