14/05/2020
Tanjung balai
merupakan kota kelahiran saya yang dulunya di juluki sebagai kota penghasil
kerang . dari situlah kota Tanjungbalai disebut sebagai kota Kerang, berikut
ulasannya.
Masyarakat Tanjungbalai Asahan sebagai pelaku ritual
kisik-kisik mempercayai bahwa penyakit yang diderita oleh manusia selalu
dipahami dalam dua sisi yang saling mempengaruhi, yakni penyakit pada jasad
dapat mempengaruhi jiwa (batin/ruh) dan penyakit pada jiwa (batin) dapat pula
mempengaruhi kesehatan jasad (badan). Solusi magis yang digunakan masyarakat
ini adalah kisik-kisik, yaitu suatu upacara untuk memanggil sumangat (ruh) yang
telah hilang atau pergi dari jasad seseorang yang menderita sakit agar ia
kembali sehat.
Dalam menjelaskan sistem kepercayaan kisik-kisik digunakan teori
fungsionalis Bronislaw Malinowski, yaitu masyarakat dilihat sebagai suatu
totalitas fungsional, seluruh adat kebiasaan dan praktik harus dipahami dalam
totalitas konteksnya dan dijelaskan dengan melihat fungsinya bagi anggota
masyarakat yang diteliti. Dari kajian ini, ditemukan bahwa ritual kisik-kisik
berawal dari kepercayaan animisme yang menjadi anutan nenek moyang orang-orang
Tanjungbalai Asahan. Namun, ia tetap dipraktikkan, kendati mereka telah memeluk
Islam.
Mengenal
Kisik-Kisik
Masyarakat
Asahan percaya jika seseorang baru sembuh dari sakit keras atau baru mengalami
kecelakaan yang cukup parah, maka itu akan berpengaruh pada keadaan jiwa dan
ruhnya. Dipercaya pula bahwa sebagian ruh orang yang mengalami sakit atau
kecelakaan tersebut akan hilang atau pergi sementara dari jasadnya. Untuk
itulah masyarakat Asahan akan melakukan Tradisi Kisik-kisik ini kepada orang
yang baru sehat tersebut.
Tradisi
ini disebut pula sebagai Tradisi Songgot-Songgot dalam Bahasa Batak. Dan
memang ada kemiripan antara kedua tradisi tersebut.
Secara
etimologi, Dek ipin salah seorang tokoh pemuda Tanjungbalai Asahan mengatakan
bahwa kisik-kisik tidak memilikinarti etimologi kecuali di pahami untuk
makna ritual mistis mengembalikan
semangat (spirit) ke dalam jasad orang yang sakit atau orang yang tidak
memiliki gairah hidup.
Tata cara pelaksanaan kisik-kisik
Kisik-kisik
dapat dilakukan dengan bersamaan ritual jungkit-jungkit, ritual menyonggot, dan
dapat pula dilakukan secara mandiri. Hal ini tergantung kepada kedua besar
kecilnya penyakit dan lamanya orang yang sakit serta penilaian seorang tabib
atau dukun yang di percaya
Mempersiapkan ramuan
Untuk
menjelaskan hal ini, langsung diamati proses pra ritual kisik-kisik dilakukan
sebelum tabib atau dukun datang ke rumah orang yang akan melakukan ritual
kisik-kisik, maka tuan rumah sudah menyiapkan alat alat atau ramuan yang akan
di pergunakan oleh sang tabib atau dukun diantaranya seperti dupa (wadah) yang
terbuat dari batu atau lainnya untuk tempat pembakaran kemenyan, di dalam dupa
itu di masukkan bara api, kayu arang dan kemenyan. Kemenyan yaitu sebangsa
getah kayu yang sudah membeku, ketika membakar akan memberikan aroma wangi yang
khas.
0 komentar:
Posting Komentar