Kamis, 23/04/2020, 15.20 WIB
Atika Mulia
Perhatian besar terhadap adab dan sopan-santun ini
memang merupakan suatu keharusan. Penanaman adab dan sikap-sopan santun
sejak dini kepada anak-anak kita akan memunculkan akal pikiran yang efektif.
Akal pikiran yang efektif akan melahirkan kebiasaan, perangai dan perilaku yang
baik, lalu akan melahirkan amal shalih, dan dari amal shalih ini akan diperoleh
keridhaan Allah. Berikut kiat-kiat untuk menanamkan adab yang baik dan
sopan-santun pada anak:
·
Tanamkanlah
akidah yang kuat pada anak.
Akidah yang kokoh akan menanamkan keyakinan bahwa
sebagai hamba Allah kita wajib tunduk dan patuh pada ketetapan-Nya. Hanya
Allah Yang patut diimani dan ditaati. Melalui pendekatan ini, akan
tertanam sikap keikhlasan dalam diri seseorang untuk berlaku sopan dan
menghiasi diri dengan adab yang baik tersebut semata-mata karena Allah SWT.
Sikap ini juga akan memberi pijakan dasar manakala ia terancam oleh
lingkungan yang kurang baik.
·
Tanamkan
pemahaman bahwa adab dan sopan-santun merupakan bagian dari akhlak terpuji,
yang merupakan bagian dari hukum syariah.
Dengan itu tertanam dalam diri anak, bahwa ketika ia
menghiasi dirinya dengan adab dan sopan-santun, maka perilakunya bernilai
pahala dan amal shalih. Dari amal shalih ini akan diperoleh keridhaan Allah
SWT.
·
Ajarkanlah
keteladanan Rasulullah saw. dalam memelihara adab dan sopan-santun.
Contohkanlah keteladanan Nabi Muhammad saw. baik
terhadap dirinya, seperti makan dengan tangan kanan dan tidak berdiri, cara
berpakaian dan sebagainya. Demikian pula adab terhadap orang lain,
seperti berkata-kata baik dan lemah-lembut, tidak kasar, tidak menyela atau
memotong pembicaraan orang lain, menghormati orangtua dan orang yang lebih tua,
menyayangi yang lebih kecil, mendahulukan yang lebih tua dan sebagainya.
·
Berilah keteladanan kepada anak dari
orangtua dan orang-orang terdekat.
Upaya menanamkan sikap sopan-santun hendaknya
dimulai dari orangtua sendiri dengan menjadi contoh yang baik bagi anaknya.
Bila Anda kerap bersikap tidak sopan terhadap anak atau orang lain, maka anak
Anda tidak akan pernah memahami nilai-nilai sopan-santun itu. Anak akan meniru
kebiasaan berbicara lingkungannya. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua dan seluruh
penghuni rumah menjaga sikap dan lisannya. Keteladanan juga akan memberikan
lingkungan yang baik bagi anak sehingga anak akan lebih mudah menemukan pola
kebiasaan berperilaku dan berbicara yang baik.
·
Biasakanlah mengucapkan kalimat thayyibah.
Dengan kebiasaan ini, anak tidak punya kesempatan
untuk mengatakan kata-kata kotor dan sia-sia. Di antara
kalimat thayyibah yang biasa diajarkan, misalnya,
kalimat bismillah untuk memulai setiap perbuatan
baik; astaghfirullah bila anak melakukan kesalahan; subhanallahbila
melihat pemandangan yang bagus; masya Allah jika mendapatkan sesuatu
yang menakjubkan; inna lillahi jika menda-patkan musibah; dan
sebagainya. Selain kalimatthayyibah, biasakanlah sejak kecil anak mengungkapkan
kata-kata sopan dalam berin-teraksi—dengan memberi contoh yang
baik—misalnya, menggunakan kata “tolong” saat meminta bantuan anak kita,
“terima kasih” atau jazaakallah saat dia sudah membantu kita, atau “maaf” saat
kita berbuat salah kepada dia
·
Jauhkan anak dari lingkungan yang
buruk.
Tidak adanya penerapan sistem Islam dalam kehidupan
saat ini memang memaksa keluarga Muslim untuk ekstra hati-hati menjaga buah
hatinya. Meski di rumah sudah terbentuk adab yang baik dan kebiasaan bersopan
santun, di luar rumah belum tentu. Padahal anak-anak secara alami juga
membutuhkan ‘dunia luar’ untuk belajar dan bersosialisasi. Oleh karena itu
orangtua, khususnya ibu, harus bisa mengarahkan dengan siapa sebaiknya anak
kita bermain. Jauhkan anak dari berteman dekat dengan anak-anak yang punya
kebiasaan berperilaku dan berbicara buruk. Berikanlah penjelasan yang bijak
kepada anak sehingga anak tidak protes mengapa harus memilih teman.
·
Selektiflah orangtua dalam memilihkan program
tayangan media untuk anak.
Jnngan biarkan anak-anak menonton film orang dewasa,
apalagi adegan kekerasan dan sikap tidak sopan atau kasar serta sering
melontarkan kata-kata kasar. Sebaliknya, berikan tontonan edukatif yang
merangsang anak melakukan kebiasaan yang baik. Jika ternyata si anak
kedapatan mendengar kata-kata kotor atau melihat adegan kekerasan dari media,
tugas orangtua adalah menjelaskan hakikat perilaku dan kata-kata kotor tersebut
dan mengajaknya untuk menjauhinya.
·
Bijaklah dalam memberi peringatan atau
nasihat.
Bila anak berperilaku atau mengatakan sesuatu yang
tidak sesuai dengan syariah, orangtua berkewajiban menasihati dia dan
memberikan penjelasan dengan tepat, terutama bagi anak yang sudah mulai
besar. Ini penting untuk memunculkan sikap bersalah karena sudah melanggar
ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Diharapkan anak tidak mengulangi-nya di lain
waktu.
·
Ciptakanlah lingkungan sekitar rumah yang selalu
menjaga sikap dan perilakunya.
Di antaranya adalah dengan tidak membiarkan anak
tetangga yang mempunyai kebiasaan buruk hingga mereka meninggalkan
kebiasaannya. Amar makruf nahi mungkar kepada tetangga tentu menjadi kewajiban
kita. Hanya saja, harus dicari metode yang baik agar tidak menyulut konflik
antartetangga. Inilah yang dimaksud kontrol sosial yang harus ada untuk menjaga
pelaksanaan syariah Islam.
(brilio.net)
Islam memerintahkan orangtua untuk menanamkan
adab dan sopan santun kepada anak sejak dini, sebagaimana sabda Rasulullah
saw., “Jika anak telah mencapai usia enam tahun, hendaklah ia diajari adab dan
sopan-santun.” (HR Ibnu Hibban).
Beliau pun bersabda:
يَا غُلاَمُ سَمِّ الله، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيك
Wahai anak, sebutlah nama Allah, makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah yang ada di hadapanmu (HR
al-Bukhari dan Muslim).
(baitijannati.wordpress.com)
0 komentar:
Posting Komentar