Rona Septiana
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam
termanis untuk seluruh friends of islamiyyah dimanapun kalian berada, semoga
selalu dalamkeadaan sehat dan diberkati oleh Allah SWT. Dalam edisi kali ini
saya akan mengupas kisah dibalik “Hameh Seuneuheuh”. Di berbagai daerah di Aceh
diadakan hai pekan, hari pekan yaitu hari keramaian yang diadakan di pasar kota
kecamatan atau disebut juga hari pasaran. Di hari tersebut dijual berbagai
keperluan rumah tangga, pakaian, aksesoris, bahkan bunga hias yang biasanya
jarang diual di hari-hari selain hari pekan.
Di Kabupaten Bireuen, Kecamatan Peusangan
dengan Ibukota Matangg lumpang dua hari pecan diadakan pada hari Kamis, dimana
seluruh masyarakat membeli kebutuhannya pada hari Kamis karena tersedia
berbagai kebutuhan dengan harga yang terjangkau yang dijual oleh pedagang yang
berasal dari berbagai daerah baik dari Kecamatan Peusangan itu sendiri maupun
dari Kecamatan-Kecamatan yang lain.
Hari pekan yang paling banyak
dikunjungi masyarakat yaitu, hari pekan terakhir sebelum masuknya bulan
Ramadhan, sebelum Hari Raya Idul Fitri dan sebelum Hari Raya Idul Adha
masyarakat Matangg lumpang dua menyebutnya “Hameh Seuneulheuh”, kata tersebut
diambil dari Bahasa Aceh, Hameh yang berarti Kamis, dan Seuneulheuh artinya
Terakhir.
Hameh Seuneulheuh sebelum datangnya
Bulan Ramadhan biasanya masyarakat membeli berbagai keperluan untuk menyambut
bulan suci Ramadhan, seperti: perlengkapan shalat, sembako, dan bahan pecah
belah. Sedangkan sebelum hari raya Idul Fitri dan Idul Adha masyarakat membeli
berbagai keperluan untuk menyambut lebaran, seperti: pakaian lebaran, sembako,
aneka kue kering, ambal, gorden, bunga hias dan toples kue.
(Sumber
Foto : https://klikpajak.id/blog/bayar-pajak/pajak-toko-kelontong-ini-penjelasan-dan-contoh-perhitungannya/)
Walaupun Hameh Seuneulheuh membuat
jalanan macet, namun antusias masyarakat sangat tinggi, mungkin ini sudah
menjadi suatu tradisi dan kesenangan sendiri bagi mereka karena tersedia semua
keperluannya. Bahkan di kalangan anak-anak juga sangat memahami hari tersebut,
bagi mereka Hameh Seuneulheuh merupakan hari yang ditunggu-tunggu, karena
mereka biasanya ikut bersama ibunya dan mereka sering berbagi cerita sesame
temannya tentang aktivitas mereka di Hameh Seuneulheuh. Pada hari tersebut
benar-benar menyenangkan berbagai kalangan dan usia terutama kaum emak-emak.
(Sumber Foto : https://travel.kompas.com/image/2019/05/14/180900527/5-fakta-di-balik-kue-kue-kering-yang-kerap-muncul-saat-lebaran?page=3)
Namun, dengan pandemic Covid-19,
pemerintah setempat melarang mengadakan hari pekan, tujuannya untuk social dan
fisic distancing untuk menghindari penyebaran virus corona. Semoga pandemic
tersebuat cepat berakhir, agar masyarakat dapat merasakan Hameh Seuneulheuh
kali ini seperti tahun-tahun sebelumnya dan yang paling penting kita dapat
menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan tenang tanpa kekhawatiran.










0 komentar:
Posting Komentar