Selasa, 26 Mei 2020

Viral Jak bak gure

Ida Yanti
14.23 WIB

SALAH satu tradisi yang ada di Aceh ketika lebaran tiba adalah Jak bak gure. Tradisi ini biasanya dilakukan setelah melaksanakan salat ied. Gure atau guru yang dimaksud di sini adalah guru mengaji di kampung.

Khusus bagi para perantau, tradisi jak bak gure ini menjadi ajang reunian untuk melepas kerinduan karena lama tak berjumpa. Setelah salat lazimnya inilah aktivitas pertama yang dilakukan. Bagi anak-anak atau remaja bahkan disiapkan bawaan khusus oleh orang tuanya untuk diberikan bagi gurunya.

Bawaan itu biasanya berupa kue-kue yang sudah ditempatkan dalam wadah khusus yang dibungkus dengan selendang atau kain. Bagi anak laki-laki kadang membawa gula atau sirup. Intinya tradisi jak bak gure atau sungkeman pada guru mengaji menjadi kewajiban pertama di pagi Idul Fitri.

Bagi orang dewasa, selain membawa kue kadang-kadang juga memberi salam tempel berupa uang kepada gurunya. Sampai sekarang tradisi itu masih tetap dilakukan di Aceh, terutama di kampung-kampung.

Sementara di perkotaan, seiring bergesernya nilai-nilai tertentu budaya ini hampir tidak ada. Hal ini karena semua lini pendidikan sudah dalam wadah formal. Hampir semua pendidikan wajib bayar iuran tetap. Ini yang berbeda dengan di kampung.

Guru-guru mengaji di kampung dulunya paling hanya mengutip biaya untuk minyeuk panyet alias minyak tanah. Tidak ada honor khusus untuk gure. Walaupun sekarang sudah ada bantuan dari pemerintah, tapi hubungan guru dengan murid masih bersifat tradisional. Hubungan yang terlepas dari sekat-sekat formal.

Tak heran jika murid bahwan orang tuanya sangat hormat dan segan pada gurunya. Pagi lebaran ketika di rumah guru menjadi ajang reunian bagi para santri. Bahkan bagi santri perempuan akan membantu memasak atau mencuci piring. Mereka kadang-kadang juga ikut membantu melayani tamu-tamu yang datang ke rumah gurunya.

Bagi perantau kesempatan ini menjadi ajang temu kangen bersama teman masa kecil. Sebab acara jak bak gure waktunya serentak setelah shalat Ied. Jarang datang setelah siang kecuali bagi mereka yang jauh.


Baca
SALAH satu tradisi yang ada di Aceh ketika lebaran tiba adalah jak bak gure. Tradisi ini biasanya dilakukan setelah melaksanakan salat ied. Gure atau guru yang dimaksud di sini adalah guru mengaji di kampung.

Khusus bagi para perantau, tradisi jak bak gure ini menjadi ajang reunian untuk melepas kerinduan karena lama tak berjumpa. Setelah salat lazimnya inilah aktivitas pertama yang dilakukan. Bagi anak-anak atau remaja bahkan disiapkan bawaan khusus oleh orang tuanya untuk diberikan bagi gurunya.

Bawaan itu biasanya berupa kue-kue yang sudah ditempatkan dalam wadah khusus yang dibungkus dengan selendang atau kain. Bagi anak laki-laki kadang membawa gula atau sirup. Intinya tradisi jak bak gure atau sungkeman pada guru mengaji menjadi kewajiban pertama di pagi Idul Fitri.

Bagi orang dewasa, selain membawa kue kadang-kadang juga memberi salam tempel berupa uang kepada gurunya. Sampai sekarang tradisi itu masih tetap dilakukan di Aceh, terutama di kampung-kampung.

Sementara di perkotaan, seiring bergesernya nilai-nilai tertentu budaya ini hampir tidak ada. Hal ini karena semua lini pendidikan sudah dalam wadah formal. Hampir semua pendidikan wajib bayar iuran tetap. Ini yang berbeda dengan di kampung.

Guru-guru mengaji di kampung dulunya paling hanya mengutip biaya untuk minyeuk panyet alias minyak tanah. Tidak ada honor khusus untuk gure. Walaupun sekarang sudah ada bantuan dari pemerintah, tapi hubungan guru dengan murid masih bersifat tradisional. Hubungan yang terlepas dari sekat-sekat formal.

Tak heran jika murid bahwan orang tuanya sangat hormat dan segan pada gurunya. Pagi lebaran ketika di rumah guru menjadi ajang reunian bagi para santri. Bahkan bagi santri perempuan akan membantu memasak atau mencuci piring. Mereka kadang-kadang juga ikut membantu melayani tamu-tamu yang datang ke rumah gurunya.

Bagi perantau kesempatan ini menjadi ajang temu kangen bersama teman masa kecil. Sebab acara jak bak gure waktunya serentak setelah shalat Ied. Jarang datang setelah siang kecuali bagi mereka yang jauh.

0 komentar:

Posting Komentar